Jumat, 18 November 2016

Mars SMA Kolese De Britto Yogyakarta

Pencipta Lagu: Romo L. Moerabi, S.J.

Akulah Putera SMA De Britto
gagahlah cita-citaku
Murni sejati jiwaku,
jujur semangat hatiku
Itulah rencana hidupku,
itulah tujuan niatku
Agar dapat menuang tenagaku,
bagi Tuhan dan Bangsaku

Ayolah Putera SMA De Britto
kuatkanlah hubunganmu
Selalu tetap bersatu
dengan semua kawanmu
Meskipun terpencar hidupmu
dikelak kemudian waktu
Ingat selalu di dalam hatimu
ialah De Britto contohmu

Patung Santo Johanes De Britto di SMA Kolese De Britto

Patung de Britto memiliki keistimewaan tersendiri bagi sekolah.
Di bawah patung Santo Johanes De Britto itu disimpan pasir yang bernoda darah dari Santo Johanes De Britto sendiri. Pasir itu langsung dibawa dari India, tempat eksekusi Santo Johanes De Britto.
Santo Yohanes De Britto adalah seorang misionaris yang dihukum mati ketika melakukan penyebaran agama katolik di India.
Konon dari India, darah itu tidak pernah hilang dan semakin menyebar.
Patung diresmikan pada hari ulang tahun de Britto yang ke-60. Patung itu dibuat oleh seorang almuni SMA Kolese De Britto.



Kamis, 17 November 2016

INISIASI DE BRTTO



De Britto memang punya cara tersendiri untuk menerima siswanya. Kalau waktu awal tahun pelajaran baru, sekolah akan mengadakan ospek. Kegiatan ospek biasa diatasi oleh kakak-kakak kelas, tetapi tetap dalam pengawasan guru, supaya tidak terjadi perpeloncoan. Ospek bertujuan untuk memperkenalkan sekolah baik dari segi fisiknya atau non fisik kepada siswa siswi baru. Selain itu, tugas-tugas yang banyak diberikan bertujuan untuk melatih siswa untuk mempersiapkan diri akan adanya tugas-tugas yang banyak waktu di memasuki kegiatan belajar mengajar nanti.

Lalu apa bedanya dengan inisiasi di De Britto? Inisiasi berarti upacara atau ujian uang harus dijalani orang yang akan menjadi anggota suatu perkumpulan, suku, kelompok umur, dan sebagainya (menururt kbbi). Inisiasi di De Britto sangat mungkin berbeda dengan sekolah lain. inisiasi ini benar-benar diperuntukan untuk pelajar laki-laki, sehingga pendidikan inisiasi dapat dikatakan sangat tegas. Yang dilatih adalah kekuatan mental dan fisik. Perlu ketahanan fisik yang bagus untuk menjalani kegiatan insiasi dari pagi sampai sore, belum mengerjakan tugas yang sangat banyak.

Inti dari semuanya adalah mendidik siswanya menjadi seorang pemimpin. Seperti berlatih untuk jujur ketika melakukan kesalahan, berani menerima konsekuensi, berani terbuka, berani mengemukakan pendapat, belajar bekerja sama, belajar menghargai, dan banyak sekali nilai-nilai yang diajarkan.

Yang paling mengesan dari inisiasi adalah ketika menginjak acara terakhir. Siswa-siswa akan diterima secara sah menjadi keluarga De Britto, dingan disiram air oleh kepala sekolah. dan juga mengucapkan janji-janji menjadi siswa De Britto.

Tidak ada foto yang berhak disebarkan untuk media massa, karena kegiatan inisiasi ini adalah tertutup dan hanya dalam ruang lingkup kecil. Selayaknya acara ini memang untuk kepentingan sekolah dan bukan untuk pihak luar.

Relasi dengan Stece



Banyak yang bilang kalau sekolah di De Britto, pasti mendapatkan pasangan dari Stece. Kok Bisa Ya???
Dulu De Britto pernah satu sekolahan dengan Stece. Tetapi nama sekolahnya dulu adalah SMA Kanisius. Sekolah ini berdiri pada waktu penjajahan Belanda, sehingga kondisi sosial politik tidak mendukung untuk sekolah. Peristiwa clash kedua tentara Belanda terjadi pada tanggal 18 Desember 1948.

Setelah keadaan tenang, sekolah diadakan kembali. Bagian putri sudah bisa memulai sekolah kembali pada Agustus 1949, sedangkan bagi putra pada bulan Oktober 1949, karena banyak pemuda yang pulang dari perang. Karena itu, sekolah dipisahkan. Bagi yang putra bersekolah di SMA Johanes De Britto, dan yang putri di SMA Stella Duce.

Begitulah sejarah singkat relasi dua sekolah tersebut.

 

Menyadari kedua sekolah itu mempunyai keterikatan yang kuat, maka sudah biasa siswa de britto dan siswi stece melakukan kegiatan malam keakraban atau lebih populer disebut makrab. De Britto tidak hanya makrab dengan SMA Stece 1 yogya saja, tetapi juga dengan SMA Stece 2 yogya. Bahkan pernah memperingati hari jadi sekolah kedua SMA ini (JB dan Stece 1) bersama-sama. Kegiatan yang pernah dilakukan adalah misa bersama di Gereja Kotabaru.

Sampai sekarang, relasi kedua sekolah itu tetap kuat. Terbukti masing-masing kelas pernah iseng-iseng melakukan makrab. Begitulah relasi antara JB dan Stece yang masih terjaga sampai sekarang. Maka, untuk teman-teman dari JB yang jomblo, bisa dapat kesempatan untuk mendapatkan pacar dai Stece. Begitupula teman-teman dari Stece yang masih jomblo, kesempatan terbuka lebar untuk cari pacar. :v

Presidium JB



Pada umumnya sekolah memiliki OSIS. Organisasi Siswa ini adalah organisasi resmi yang dibentuk oleh sekolah dan anggotanya adalah siswa. Untuk menjadi OSIS, pasti diadakan pelatihan dan pemilihan anggota OSIS. Contohnya berpidato di depan seluruh kalangan di sekolahnya. Dan di OSIS pasti aka nada yang namaya ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota-anggota yang lain. 

Tetapi berbeda dengan De Britto yang tidak memiliki OSIS. Lalu organisasi macam apa yang ada di De Britto untuk menggantikan OSIS. Di De Britto dikenal dengan PRESIDIUM. Ini bukan suatu singkatan, tetapi memang nama organisasi itu adalah Presidium. Lalu apa yang berbeda dari OSIS?

Presidium tidak memiliki susunan jabatan, maksudnya semua anggota memiliki kedudukan yang sama (artinya tidak ada ketua, wakil ketua, dan lain-lain). Semua anggota harus benar-benar mampu melakukan menejemen organisasi. Jika salah satu anggota yang seharusnya bertugas tidak dapat hadir, maka anggota yang lain harus bersedia menggantikan.

Pelatihan menjadi Presidium di De Britto juga tidak mudah. calon-calon presidium diharuskan melakukan jalan kaki berkilo-kilo meter jauhnya (semacam seperti LKTD). Setelah itu juga diharuskan melakukan orasi di depan umum. Lokasi yang pernah dijadikan tempat orasi adalah malioboro. Memang tidak mudah berbicara di depan banyak orang, bahkan secara spontan harus bisa menarik perhatian orang banyak. Tantangan tidak hanya berhenti di situ. Calon-calon presidium juga harus pintar  berkampanye. Misal membuat poster, berkampanye di lorong-lorong kelas, berpidato di depan orang banyan tentang visi misinya, dan lain-lain.

Memang seru untuk menjadi seorang presidium. Tetapi harus bisa menanggung beban tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.
Itulah informasi tentang organisasi sekolah di De Britto.

Kamis, 10 November 2016

Ekstrakurikuler Wing Chun di de Britto

Siapa yang tidak tahu film Ip Man, Film Cina yang dimainkan oleh aktor bela diri ternama Donnie Yen itu.
Tentunya sangat keren melihat aksi pertarungan yang cepat, brutal, dan indah dilihat itu. Contohnya adalah bagian ketika Ip Man mengalahkan 10 petarung Jepang itu. Widih... Keren banget bukan?
Kira-kira apa nama bela diri itu ya???

Itu adalah bela diri Wing Chun, bela diri yang memanfaatkan power and speed untuk mengalahkan musuhnya. Pastinya keren dong kalau bisa bela diri Wing chun.


Ternyata, bela diri Wing Chun menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler di de Britto. Wing Chun di de Britto beraliran bangau putih. Teknik yang diajarkan buuaanyaaak bangettt... bisa sampai ratusan.
Di level dasar akan diajarkan kuda-kuda dan 12 pukulan dasar ala Wing Chun bangau putih. Dan juga jurus yang akan digunakan dalam aplikasinya nanti. Apalagi kalau level yang master, wuuiihh, pasti akan lebih serem lagi....


Di Wing Chun Bangau Putih tidak hanya ada pukulan dan tendangan, tetapi juga ada kuncian juga. Beberapa tekniknya juga sama dengan teknik kuncian ala bela diri Jiujitsu.
Keren kan... siapa yang mau nyoba??? Kurang keren apa pula???

"Tidak Malu" ala JB di Drama "Malam Jahanam"

Biasa banget yang namanya anak IPA cuma bereksperimen di laboratorium. Tapi kali ini, kelasku mencoba melakukan eksperimen yang unik, yaitu drama. Drama itu berjudul "Malam Jahanam" karangan Motenggo Boesje. Drama ini menceritakan tentang 3 tokoh utama yaitu Soleman, Mat Kontan, dan Paijah. Tentunya dalam drama ini perlu yang namanya kostum.


Drama ini biasa dilakukan oleh siswa kelas XI dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya bimbingan dari Pak Didik. Tentunya drama ini dilakukan dengan proses latihan yang cukup lama, terutama pada analisis tokoh-tokoh yang ada di cerita, supaya dapat memahami betul karakter atau sifat yang dimiliki oleh tokoh itu.


Saking mendalami tokoh tersebut, mereka (yang di atas ini) rela memakai kostum ala perempuan pantai (sesuai dengan konteks drama). Mereka yang di atas adalah teman-teman yang memerankan Paijah.

Bahkan yang memerankan tokoh Utai (orang setengah pandir), rela berdandan dan berperilaku layaknya orang gila beneran.


Setelah selesai dengan penilaian drama, maka setiap kelompok diwajibkan untuk berimprovisasi. Yaitu membuat cerita baru yang karakternya adalah karakter yang mereka mainkan. 
BTW, drama ini tidak dilakukan di dalam kelas, melainkan di ruang koran. Ketika sampai di penilaian akhir, kelas akan melakukan uji publik. Suatu kegiatan drama secara spontan dengan tujuan menarik perhatian audience yang melewatinya. Tentunya tidak akan mudah bagi teman-teman yang mengalami demam panggung.
Anak de Britto mempunyai semboyan "tidak takut, tidak malu, tidak malas", dan melalui drama ini, siswa de Britto berlatih untuk "tidak malu". Dan tentunya sebagai perwujudan kebebesan di de Britto, yakni kebebasan dalam berekspresi.

AMDG